Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis

Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis - Hallo sahabat Uniknya Kita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel ragam dunia, Artikel unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis
link : Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis

Baca juga


Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis

Guillotine adalah sebuah alat untuk membunuh seseorang yang telah divonis hukuman mati dengan cepat dan 'manusiawi'.

Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Perancis, tetapi sebenarnya sebelumnya sudah ada alat seperti ini. Guillotine dinamakan berdasarkan nama Joseph Ignace Guillotin (1738 - 1814), yang menyarankan supaya memakai alat ini sebagai alat eksekusi. Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia berharap bahwa alatnya akan menghapuskan hukuman mati.

Spoiler:

Pada Revolusi Perancis, dibutuhkan sebuah alat yang mampu mengeksusi para terdakwa secara cepat. Guillotine ini mencukupi persyaratan ini, maka di setiap desa di Perancis, alat ini ditempatkan di setiap pasar.

Pada tanggal 25 April 1792, Nicolas Jacques Pelletier adalah korban pertama guillotine. Secara total, pada Revolusi Perancis puluhan ribu orang dieksekusi menggunakan alat ini. Di Paris sendiri saja diperkirakan 40.000 orang dibunuh dengan guillotine, antara lain Raja Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette.

Guillotine dirancang untuk melaksanakan sebuah eksekusi semanusiawi mungkin dengan menghalangi sakit sebanyak mungkin. Terdakwa disuruh tidur tengkurap dan leher ditaruh di antara dua balok kayu di mana di tengah ada lubang tempat jatuhnya pisau. Pada ketinggian 7 meter, pisau dijatuhkan oleh algojo dan kepala terdakwa jatuh di sebuah keranjang di depannya.

Joseph Ignace Guillotin

Pemenggalan kepala dengan guillotine hanya berlangsung beberapa detik saja. Pendapat para dokter pada masa itu yang berkata bahwa orang baru kehilangan kesadarannya setelah 30 detik, dihiraukan. Menurut pendapat para dokter modern, otak seseorang maksimal hanya bisa sadar selama 10 detik saja.

Eksekusi dengan guillotine kala itu menjadi tontonan umum, tetapi kemudian guillotine ditaruh di dalam penjara karena dianggap kejam. Terdakwa terakhir yang dihukum mati dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi. Ia dieksekusi di Marseille pada tanggal 10 September 1977.


Demikianlah Artikel Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis

Sekianlah artikel Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Guillotine, Alat Eksekusi Hukuman Mati Pada Masa Revolusi Prancis dengan alamat link https://unikanehduniaa.blogspot.com/2011/03/guillotine-alat-eksekusi-hukuman-mati.html